Sabtu, 30 April 2011
the story about metromini 53 part 1
Jenis-Jenis Cinta
Cinta yang memberikan cahaya
“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya disisi Allah. Sahabat bertanya :
“Ya Rasulullah, tolong kami beritahu siapa mereka ? Rasulullah SAW. Menjawab : Mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka. Maka, demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita” (H.R. Abu Daud)
Cinta yang menggugurkan dosa
“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut” (H.R. Tabrani)
Cinta yang memberikan keteduhan
“Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman : “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dengan menunggu-Ku dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku” (H.R. Muslim)
Cinta yang berbalas cinta
“Allah swt berfirman, “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku” (Hadits Qudsi)
Karena cinta, dicintai-Nya
“Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya malaikat berkata,
“Kau mau kemana ?”
Ia menjawab, “Aku ingin mengujungi saudaraku di desa ini”
Malaikat terus bertanya, “Apakah kamu akan memberikan sesuatu pada saudaramu ?”
Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT”
Malaikat berkata, “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya” (H.R. Muslim)
Tiga cinta yang manis
Tiga perkara, yang barang siapa memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakan ke dalam api neraka” (H.R. Bukhari-Muslim)
Kutip : La Tahzan For Broken Hearted Muslimah
Kamis, 28 April 2011
Dia yang tak pernah ada...
Praang...
“Berhentilah. Kumohon...” bisikku dari balik pintu kamarku.
Ini adalah kedua kalinya lelaki itu datang. Entah apa lagi yang diinginkannya sekarang. Setiap kedatangannya selalu membuat rumah menjadi kacau. Dia pertama kali muncul ke rumah ini saat umurku masih 8 tahun. Ketika dia mengetuk pintu rumah, akulah yang membuka pintu untuknya dengan senyuman. Tapi, lelaki itu dengan kasar mendorongku dan seenaknya masuk ke dalam rumah. Ketika dia melihat ibuku, dijambaknya rambut ibuku sambil mengancam macam-macam. Aku takut. Aku takut pada orang itu. Siapa dia?
Aku beranjak dari sudut kamar ketika suasana telah sunyi. Tak ada lagi teriakan dan bantingan barang. Aku mengetuk pintu kamarku yang dikunci ibu dari luar.
“Ibu... bukain pintunya bu... buka bu... Riri takut...” ucapku sambil terisak.
Beberapa menit kemudian, gagang pintu itu ditarik oleh ibu. Aku segera menghambur ke arah ibuku.
“Siapa dia bu? Siapa orang itu? Bu, kenapa ibu malah mengangis? Siapa dia?” tanyaku.
“Dia... dia adalah ayahmu nak.” Jawab ibu sambil menangis. Air matanya mengalir semakin deras. Membasahi lebam di pipinya.
Aku hanya terdiam. Ibu pasti berbohong. Orang itu tidak mungkin ayahku. Bukankah ayah sudah meninggal? Gundukan tanah di seberang danau itulah kuburannya. Orang itu hanya penjahat yang mencuri uang simpanan ibuku. Dia bukan ayahku, batinku memberontak. Hanya dua jam orang itu di rumah. Tapi semua perabotan pecah. Muka ibu dipenuhi lebam dan air mata.
Dan kini, lelaki itu datang lagi. Apa yang diinginkannya sekarang? Aku kembali berusaha membuka pintu kamarku. Tapi usahaku sia-sia. Ibu telah menguncinya dari luar. Ibu pasti tak mau aku melihatnya dipukuli oleh lelaki biadab itu. Aku hanya bisa bersandar di pintu. Air mataku mengalir setiap mendengar erangan kesakitan ibuku. Aku mengepalkan tangan dengan geram. Tak akan pernah aku lupakan wajah lelaki biadab itu. Sampai kapanpun tak akan pernah aku mengakuinya sebagai ayah.
Aku hanya bisa terdiam. Menunggu. Hingga akhirnya kegaduhan itu berhenti. Setengah jan kemudian, ibu membukakan pintu untukku. Mukanya dipenuhi lebam yang sama seperti 9 tahun yang lalu. Tapi kini, ibulah yang menghambur ke pelukanku. Ibuku, ibuku yang tegar kini menangis. Ibuku yang membesarkan aku dengan penuh senyuman itu menangis gara-gara orang itu.
“Apa lagi yang diinginkannya bu?”
“Dia minta 50 juta nak. Dia mau menyewa pengacara untuk membelanya. Dia telah membunuh istri keduanya nak, karena istrinya itu selingkuh. Dia membunuh orang nak.” jawab ibuku sambil terisak.
Ibuku yang kuat kini terlihat rapuh. Dia seperti gadis kecil yang kehilangan bonekanya. Aku hanya terdiam. Aku tak sanggup menenangkan hatinya karena hatiku sendiri juga menangis. Sepanjang malam itu, kami berdua hanya terduduk di depan pintu kamar sambil berpelukan.
![]() |
Lima tahun kemudian.
Langkah kakiku terasa ringan. Titel S1 sebentar lagi akan tersemat di belakang namaku. Semua keperluan untuk wisuda telah fix. Aku tinggal pulang dan memberi tahu ibu.
“Non, kasihani saya non. Saya belum makan dari kemarin.” Seorang pengemis tua menahan langkahku.
Aku merasa iba padanya. Kurogoh kantongku dan kuberi dia lima ribu rupiah. Bapak tua itu memakai baju yang sangat lusuh. Seperti tak pernah ganti selama bertahun-tahun. Wajahnya berbinar ketika menerima uang itu dari tanganku. Tak henti dia mengucapkan beribu-ribu kata terima kasih. Tapi, aku seperti mengenal wajah itu. Meskipun banyak bekas luka dan penderitaan di wajah itu, tapi muka ini tak pernah aku lupa.
“A... ayah...”
Rabu, 27 April 2011
Tersadar...
Ini adalah flash fiction yang dimuat di Buletin angkatan... Maaf ya kalo kurang bagus atau gimana... Jarang banget bikin cerita yang pendek banget alias flash fiction... hehe
Suara alarm mengusik kenyamanan tidurku. Dengan malas, aku mencari keberadaan hapeku. Hah? Jam sembilan lewat? Sentakku. Dengan segera aku berlari ke kamar mandi dan menyerobot antrian.
“Sesi satu nih... duluan ya kak?” kataku sambil membungkuk-bungkuk minta maaf ma kakak tingkat yang mau mandi.
Dengan segera, aku masuk ke kamar mandi setelah mendapat anggukan dari kakak itu. Setelah mandi superkilat dan berganti pakaian yang super duper kilat, aku segera berlari ke kampus.
“Jadi kalian sudah paham tentang cluster sampling? Ada pertanyaan?” suara dosen MPC Praktekku terdengar dari luar kelas.
Dengan takut-takut, aku mengetuk pintu kelas. Semua mata di kelas menatapku tak percaya, sedetik kemudian teman-temanku tertawa.
“Ngapain kamu dateng Nu? Udah mau selesai ini.” Kata seorang temanku sambil tertawa. Aku tak menghiraukan kata-katanya. Aku langsung menghadap dosenku yang sedang mengetik sesuatu di komputer. Beliau tak menatapku sedikitpun.
“maaf pak saya terlambat.” Kataku sambil menunduk. Hari ini, AC di ruangan ini terasa lebih dingin daripada biasanya.
Beliau tak menjawab. Bahkan beliau seperti tak mendengar ucapanku barusan.
“Pak... maaf saya...”
“Nanti setelah saya membubarkan kelas, kamu harus menghadap saya ke ruangan saya! Sekarang kamu tunggu di luar saja” kata bapak dosen itu tanpa menatapku.
Aku berjalan keluar kelas dengan gontai, teman-teman menatap dengan iba padaku.
Lima menit kemudian
“Kamu tau kesalahan kamu apa?”
“Tau pak” jawabku sambil menundukkan kepala dalam-dalam.
“Sudah berapa kali kamu terlambat?”
“Saya minta maaf pak.” Aku tak berani menjawab pertanyaan ini. Hampir setiap hari aku terlambat. Dan ini kedua kalinya aku terlambat seperah ini.
“Baiklah, kamu saya maafkan asal kamu saya bisa mengerjakan tugas yang saya berikan. Pergi ke daerah Kubcin! Lakukan penelitian terhadap anak-anak yang bersekolah! Cari ide sendiri penelitian yang akan kamu lakukan. Saya tunggu tugasnya minggu depan. Kalau kamu tidak bisa mengumpulkan tepat waktu, kamu tidak akan saya ijinkan ikut UTS.”
“Baik pak, saya mengerti” jawabku.
Di luar ruangan beliau, aku tertunduk lesu. Bagaimana ini? Aku tidak mengerti bagaimana aku akan mengerjakan tugas ini.
Sore harinya
Aku hanya tertunduk lesu di kamar. Aku tak tau harus meneliti tentang apa. Kubuka buku Teknik Penarikan Sampel karangan Cochran dan Theory and Analysis of Sampel Survey Design karangan Daroga Singh. Kedua buku itu masih kaku dan berdebu. Tak pernah kusentuh sejak semester 3.
“arrgh... Kalo buku-buku kayak gini dibikin komik pasti gampang dimengerti.” Teriakku. Eh, tapi aku punya sedikit ide, pikirku. Aku segera ganti baju dan pergi ke Kubcin.
Di Kuburan Cina, Jakarta Timur
Aku terhenyak menatap pemandangan di daerah ini. Selama ini aku hanya meliihat Jakarta dari sisi glamour nya saja. Meski aku tau ada pemukiman kumuh, tapi itu hanya kulihat dari tv. Tapi sekarang, pemandangan itu nyata di depan mataku.
Setelah menemui RT setempat, aku diajak berkeliling di daerah ini. Setelah mencatat hal-hal yang penting aku segera pamit pulang ke kos.
Seminggu kemudian
“Ini pak tugas saya” kataku sambil menyerahkan map berisi hasil penelitianku selama seminggu kemarin.
“Hmmm... jadi Nuha kesimpulan apa yang kamu dapatkan?” tanya pak dosen sambil melihat-lihat laporanku.
“Dengan menggunakan Rasio estimator dimana y adalah jumlah anak usia sekolah di Kubcin yang masih sekolah dan x adalah jumlah anak usia sekolah di Kubcin dapat disimpulkan bahwa...”
“Bukan itu yang saya maksudkan! Kalau hal itu saya bisa membaca di laporan kamu ini. Pelajaran apa yang kamu dapat?” tanya beliau sambil menatap wajahku lekat-lekat.
“Pelajaran pak? Saya merasa malu pak. Saya bisa menikmati pendidikan dengan gratis, bahkan dapat uang saku setiap bulan, tapi selama ini saya menyia-nyiakan hal itu. Saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain game dan tidak belajar.” Jawabku sambil menunduk.
“tidak semua orang seberuntung kamu. Tidak semua orang bisa menikmati indahnya ilmu. Kamu tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan kamu mulai sekarang. Mengerti?”
“Mengerti pak!” jawabku mantap. Ada sebuah semangat baru yang tumbuh. Tugas ini telah membuka mata hatiku yang selama ini tertutup oleh games.
Sore harinya
“Kak Nuha...” teriak anak-anak itu menyambutku. Aku pun tersenyum dan segera membagikan sedikit roti dan susu yang kubawakan khusus untuk mereka.
Cheerz.Rein ^^
one day tour with 2C
Ni sebenernya bikinnya kemarin hari senin, tapi berhubung ga sempet dipost, jadinya baru hari ini dipostnya. Maaf ya kalo ga sesuai. Kejadian jalan-jalannya hari senin... ^^
Hari ini kelas 2C ngadain jalan-jalan ke Taman Matahari, Bogor. Rencananya sih kita berangkat dari kampus jam 7. Eh, apa mau dikata... Yang namanya kebiasaan ngaret tuh emang susah ya buat diilangin. Hedeeh... Di jarkomnya paling lambat jam 7 harus dah kumpul, yang telat ditinggal. Tapiiii,,, jam setengah 8-an kami masih nongkrong di bis. Menunggu sesosok makhluk bernama Chr*s. Tadinya dia udah mau ditinggalin, tapi yaa berhubung anak 2C tu baik-baik orangnya... jadi dia ditungguin deh 10 menit.
Jam 8 teng (lewat2 dikit laah)... Bis Hi*a Uta*a yang kita sewa mulai bergerak di tengah padatnya jalan Otista Raya di pagi hari (eh, tapi perasaan tiap waktu selalu macet deh. Heran...). 2C dengan 35 personelnya (ada 1 yang ga ikut karna sakit... >.<) memulai perjalanan dengan ceria. Sepanjang jalan nyanyi-nyanyi, tebak-tebakan, cie-cie-an, pokoknya yang bikin ketawa bareng lah. Semua orang ngerasa gembira kali ya... Karna bisa keluar dari rutinitas Jakarta yang padet n serasa dikejar-kejar waktu.
Perjalanan satu jam dari Jakarta ke Bogor ga berasa lama. Selain karna suasana di bis yang asyik, juga karna jalanan ga macet, jadi lancar-lancar aja gitu... :D
Sesampainya di Taman Matahari, kita ga bisa langsung maen di 6 wahana gratis dari tamannya. Lumayan murah juga menurutku, bea masuknya cuma 6000 dan dapet 6 wahana gratis pula, hmmm... Seandainya di Jakarta ada yang semurah ini... (ngayal...). Ternyata seksi acara yaitu Rini udah nyiapin acara buat seru-seruan. Sebelumnya kita disuruh untuk berdiri melingkar, trus maenan games pertama. Nama gamesnya tu "Do you love me?". Wah wah... ni cowok-cowok anarkis banget waktu maennya. Parah banget mereka, tapi ini yang bikin gamesnya jadi seruuu. Abis games ini, nyambung lagi ke games kedua yaitu sambung kata. Games yang ini ada hadiahnya nih... Sayangnya bukan aku yang dapet, tapi Kiki,, selamat ya Ki... ^^
Setelah games yang dilanjutin makan siang, saatnya acara bebas. Semua orang langsung nyari wahana yang pengen dicoba. Aku ma temen-temen nyobain Mobil Safari dulu(yang gratisan, hehe) trus nyobain Terapi Ikan. Duh, geli banget ngerasain kaki digigit-gigit ma ikan. Ga tega liatnya... Hiiiyyy... Tapi setelah dicoba, lama-lama terbiasa juga. Asal ga ngeliat ke ikan-ikan yang ngerubungin sih, lumayanlah ga terlalu serem ngeliatnya... hehe
Abis dari terapi ikan, kita langsung menuju wahana lain, setelah puas(sebenernya belum puas nih) main-main, jam setengah 5 kami dah ngumpul lagi. Jam 5 kami dah balik lagi menuju Jakarta, kota sempit nan padet harapan dan impian-impian kami. Rasanya gak rela buat ninggalin Bogor yang sepi, asri, sejuk n dingin ini. Lagian suasana Bogor ini hampir mirip ma Magelang. Tapi, jatah liburannya udah abis ternyata. Besok udah harus mulai berurusan dengan jadwal-jadwal kuliah seperti biasa. dan amanah-amanah yang tadi tertunda...
Kok langit ngerti banget ya suasana hatiku yang lagi galau. Sepanjang perjalanan tadi mendung, bahkan di jalan tol TMII-Cibinong ujan deras. yah... Makasih ya Allah, udah menentramkan hatiku. ^^
Jalan-jalan hari ini kereeeen... Makasih banget buat yang nyusun acara dsb. Walo nyampe kosan ni kaki gempor-gempor, hidung jd meler-meler... Tapi acara ini lumayan ngrefresh otak... ^^
Nice trip today...
^^
Nama-nama yang dilarang dalam Islam

Gak semua nama yang berbau-bau bahasa Arab tu bagus lho...
Abiqah = Hamba yang lari dari tuannya
Afinah = Yang bodoh
Asyar = Paling jahat
Asyirah = Yang tidak bersyukur atas nikmat
Amah = Hamba suruhan perempuan
Baghiah = Yang zalim, jahat
Bahimah = Binatang
Balidah = Yang bodoh, bebal
Bakiah = Yang menangis, merengek
Baqarah = Lembu Betina
Batilah = Yang batil, tidak benar
Dabbah = Binatang
Dahriyah = Yang mempercayai alam wujud dengan sendirinya
Dahisyah = Goncang, stress
Darakah = Kedudukan yang rendah
Daniyah = Yang lemah dan hina
Dami'ah = Yang mengalir air matanya
Fasidah = Yang rosak, yang binasa
Fasiqah = Yang jahat, si fasik
Fasyilah = Gagal, kalah
Fajirah = Yang jahat, yang berdosa
Faji'ah = Kecelakaan
Ghafilah = Yang lalai, yang leka
Ghailah = Kecelakaan, bencana
Ghaibah = Hilang
Ghasibah = Perampas, perompak
Ghamitah = Yang tidak mensyukuri nikmat
Ghawiah = Yang sesat, yang mengikut hawa nafsu
Haqidah = Yang dengki
Hasidah = Yang hasad
Hazinah = Yang sedih
Huzn = Kesedihan
Khabithah = Yang jahat, yang keji
Khali'ah = Yang tidak segan silu, mengikut hawa nafsu
Khati'ah = Yang bersalah, yang berdosa
Khasirah = Yang rugi
Khamrah = Arak
Jariah = Hamba suruhan perempuan
Jafiah = Yang tidak suka berkawan
Kaibah = Yang sedih
Kafirah = Yang kafir, yang ingkar
Kamidah = Yang hiba, yang sangat berduka
Kazibah = Pendusta, pembohong
Lahab = Bara api
Laghiah = sia-sia, tidak berfaedah
La'imah = Yang tercela
Lainah = Yang terkutuk
Lahifah = Yang sedih, menyesal dan dizalimi
Maridah = Yang menderhaka
Majinah = Yang bergurau senda tanpa perasaan malu
Majusiah = Agama menyembah api atau matahari
munafikah = Yang munafik
Musibah = Celaka, bencana, kemalangan
Nariah = Api
Nasyizah = Yang menderhaka dan melawan suami
Najisah = Yang najis dan kotor
Qabihah = Yang buruk, hodoh
Qatilah = Pembunuh
Qasitah = Yang melampaui batasan dan menyeleweng dari kebenaran
Qazurah = Kejahatan, perzinaan
Rajimah = Yang direjam, yang dilaknat
Razi'ah = Kecelakaan, musibah
Razilah = Yang keji dan hina
Sakitah = Yang jatuh, yang hina, yang jahat
Safilah = Yang rendah dan hina
Sahiah = Yang pelupa
Sakirah = Pemabuk
Syafihah = Yang bodoh
Syaridah = Yang diusir
Syaqiyah = Yang menderita
Syarrul Bariyyah = Sejahat-jahat manusia
Syani'ah = Yang buruk
Syarisah = Yang buruk akhlak
Syatimah = Maki hamun
Syariqah = Pencuri
Talifah = Yang rosak, yang binasa
Tarbiyah = Yang papa kedana
Tarikah = Anak dara tua
Tafihah = Karut
Talihah = Yang tidak baik
Yaisah = Yang berputus asa
Yabisah = Yang kering, yang sedikit kebaikannya
Wahinah = Penakut
Waqihah = Yang kurang sopan dan malu
Wasikhah = Yang kotor
Wasyiah = Yang mengumpat, yang mengadu dombakan orang
Wahimah = Yang lemah
Wahiah = Yang lemah, yang jatuh, yang buruk
Wajilah = Penakut
Wailah = Bencana, keburukan
Waqi'ah = Pertempuran dalam peperangan, umpatan
Zalijah = Kebinasaan
Zalilah = Yang hina
Zalimah = Yang zalim
Zaniyah = Penzina, pelacur
Zufafah = Racun pembunuh
Ar Rohman = Maha Pengasih
Ar Rozzaq = Maha Pemberi Rizqi dll.
Kecuali kl dtambah kata Abdu (hamba) di depannya, spt
Abdur Rohman = hambanya Ar Rohman
Abdur Rozzaq = hambanya Ar Rozzaq
Panggilannya jg gk boleh dg nama ALLAH,spt Rohman,Rozzaq dll,krn tdk pantas seorang hamba dpanggil dg nama Tuhannya.Kl bs dmodif jd misalnya Maman,Kojak dsb.
Senin, 25 April 2011
sentuhan di pagi ini
Minggu, 24 April 2011
hobi aneh part 1
Nemoooo

mawarers ikut ALIN
Sabtu, 23 April 2011
pilihan sulit
tak ada yang pasti dalam hidup. pilihan demi pilihan akan selalu dihadapkan ke kita. tinggal bagaimana kita menghadapi dan memilih pilihan itu... ini ada satu renungan buat kita semua... disimak ya... ^^
dari: Widiyanto Yudie